6 Monumen Ternama Sebagai Ikon Kota |
Paris punya Menara Eiffel, New York punya Patung Liberty dan banyak
lagi kota di dunia yang memiliki bangunan yang menjadi ikon kota tersebut.
Tidak hanya menjadi ikon, bangunan tersebut juga menjadi destinasi wisata yang
menarik. Sejumlah kota di Indonesia juga memiliki bangunan unik yang menjadi
ikon kota. Apa saja sejumlah ikon kota di tanah
air yang sangat layak menjadi destinasi liburan Anda bersama orang-orang
tercinta?
Monas di Jakarta
Monas (Monumen Nasional) adalah landmark Jakarta yang berada di tengah
kota. Tinggi bangunan ini mencapai 132 meter. Desain Monas sangat spesial
karena digagas oleh Presiden pertama RI, Soekarno. Di bagian paling atas Monas dihiasi
lidah api berlapis emas. Tersimpan berbagai diorama indah yang menceritakan
sejarah bangsa Indonesia. Akhir pekan dan musim liburan, Monas selalu dibanjiri
wisatawan yang dari berbagai daerah. Anda bisa menikmati keindahan Kota Jakarta dari tingkatan teratas Monas.
Tugu Muda di Semarang Jawa Tengah
Monumen ini dibangun guna mengenang peristiwa pertempuran 5 hari di
kota Semarang. Peristiwa itu berlangsung pada 15 Oktober 1945. Pertempuran ini
merupakan perlawanan pejuang Semarang mengusir penjajah Jepang. Bangunan Lawang
Sewu menjadi saksi bisu kala itu yang posisinya berada di depan Tugu Muda. Tugu
Muda diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 20 Mei 1953.
Seiring perkembangan kota, di sekeliling Tugu Muda dibangun taman dan
kolam untuk mempercantik penampilannya. Menyaksikan sunset di kawasan ini juga
terkenal sangat indah. Selain Lawang Sewu, terdapat juga bangunan bersejarah di
sekeliling Tugu Muda. Bangunan itu adalah Pasar Bulu, Museum Mandala Bhakti dan
Gereja Katedral.
Tugu di Yogyakarta
Monumen ini usianya sudah mencapai tiga abad. Keberadaan bangunan ini
memiliki makna tersendiri bagi kota Jogja dan juga menjadi saksi sejarah perjalanan
masyarakat Jogja dari masa penjajahan hingga kini. Tugu dibangun setahun pasca
berdirinya Keraton Jogja.
Sebelumnya monumen ini bernama Tugu Golong Gilig. Karena desainnya menerapkan konsep Golong Gilig yang memiliki makna semangat persatuan rakyat dalam melawan penjajahan. Tiang Tugu bentuknya silinder atau gilig, sedangkan bagian puncaknya berbentuk giling atau atau bulat.
Sebelumnya monumen ini bernama Tugu Golong Gilig. Karena desainnya menerapkan konsep Golong Gilig yang memiliki makna semangat persatuan rakyat dalam melawan penjajahan. Tiang Tugu bentuknya silinder atau gilig, sedangkan bagian puncaknya berbentuk giling atau atau bulat.
Pada awal pembangunannya, tinggi monumen ini mencapai 25 meter. Tugu
ini dibangun dengan bentuk tiang silinder dan mengerucut di bagian atasnya.
Sedangkan sisi bawahnya berbentuk pagar melingkar dan bagian puncak bentuknya bulat.
Bentuk bulat pada bagian atas tidak lagi terlihat, diganti dengan bentuk
kerucut dan runcing.
Sayang karena gempa bumi mengguncang Jogja pada 10 Juni 1867 silam,
maka bangunan ini runtuh. Kemudian di tahun 1889, pemerintah Belanda melakukan
renovasi pada bangunan Tugu ini. Tugu tersebut dibangun dengan bentuk persegi
yang di setiap sisinya diberikan hiasan mirip prasasti yang menampilkan siapa
saja yang berperan dalam renovasi Tugu. Tingginya juga hanya 15 meter dengan
sebutan Tugu Pal Putih atau De Witt Paal.
Tugu Pahlawan di Surabaya Jawa Timur
Monumen perjuangan ini menjadi simbolisasi keberanian pejuang Surabaya
dalam mengusir kolonial Belanda. Tinggi monumen ini mencapai 40,5 meter dengan
bentuk lingga atau seperti paku terbalik. Bagian tubuh monumen bentuknya
lengkungan atau canalures dengan jumlah 10 lengkungan yang terbagi dalam 11
ruas.
Tinggi, ruas dan juga canalures monumen ini memiliki makna yaitu tanggal
10, bulan November (11) dan tahun 1945. Peristiwa di tanggal ini sangat
bersejarah bagi warga Surabaya dan Rakyat Indonesia. Sehingga setiap tanggal 10
November dikenang sebagai Hari Pahlawan.
Tugu Pahlawan tersebut didirikan guna mengenang peristiwa heroik
arek-arek Suroboyo yang dengan gagah berani melawan pasukan Belanda beserta
sekutunya pada 10 November 1945 silam. Mereka tak rela bumi pertiwinya kembali
dijajah oleh Belanda. Banyak sekali pahlawan gugur dalam peperangan ini. Bung
Tomo adalah sosok yang paling dikenal dalam peristiwa heroik tersebut.
Jam Gadang di Bukittinggi Sumatera Barat
Bangunan Jam Gadang ini bahkan tidak saja terkenal sebagai ikon atau
landmark Kota Bukittinggi saja, tapi juga bagi Provinsi Sumatera Barat. Saat
mengunjungi kota ini sangat sayang kalau tidak menyempatkan untuk
mengunjunginya. Tidak hanya bisa melihat tampilan luarnya saja, wisatawan juga
bisa melihat bagian dalam monumen tersebut.
Menikmati udara sejuk sambil duduk-duduk di pelataran Jam Gadang
merupakan aktivitas yang asyik, sambil berfoto-foto. Untuk buah tangan orang
tercinta, Anda bisa belanja berbagai souvenir khas Sumatera Barat di Pasar
Bukittinggi yang berada di bagian depan bangunan Jam Gadang tersebut. Jangan lupa nikmati keindahan Danau Maninjau saat mengunjungi Bukittinggi.
Tugu Khatulistiwa di Pontianak
Kalimantan Barat
Monumen ini terletak di Jalan Khatulistiwa, Pontianak. Posisinya
berkisar 3 kilometer dari pusat kota. Tugu tersebut adalah penanda lintasan
garis khatulistiwa yang melewati kawasan tersebut. Karena berada di bawah garis
khatulistiwa, maka Anda bisa menyaksikan fenomena alam yang menawan.
Fenomena
tersebut adalah saat matahari berada tepat di atas kepala atau kulminasi.
Ketika fenomena alam ini terjadi, maka Anda tidak akan melihat bayangan tubuh
sendiri. Fenomena kulminasi hanya berlangsung selama dua kali saja dalam
setahun. Biasanya terjadi saat tanggal 21 sampai 23 Maret dan juga tanggal 21
sampai 23 September.
Setiap kota di Indonesia memiliki keistimewaan sebagai ikonnya. Yang biasanya akan menghiasi berbagai souvenir atau kaos bergambar ikon kota tersebut. Apa ikon kota kesayangan Anda?
ayam taji
BalasHapus