Bengkulu awalnya bernama
Bencoolen. Wilayah yang terletak di bagian timur Pulau Sumatera ini dulunya
adanya daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Kemudian dikuasai oleh kolonial
Inggris, sejak tahun 1685. Seperti halnya penjajah lainnya, mereka juga
mendirikan berbagai bangunan khas yang tetap kokoh berdiri hingga kini.
Mengenal dan mengunjungi tempat bersejarah itu, bisa menjadi pilihan wisata sejarah di Bengkulu. Apa saja
yang bisa Anda kunjungi?
Rumah Presiden
Soekarno
Tidak jauh dari
monumen-monumen yang dibangun Inggris tersebut, terdapat juga bangunan rumah
mantan Presiden Soekarno. Rumah tersebut memang merupakan rumah pengasingan
Soekarno saat dibuang oleh kolonial Belanda. Ukuran rumahnya berkisar 9 x 18
meter persegi. Hunian ini ditinggali Soekarno dengan Inggit Ganarsih yang
merupakan istri keduanya.
Di rumah itu tinggal pula
Ratna Juami, yang merupakan anak angkat mereka. Keluarga ini menghuni rumah
tersebut selama 4 tahun, dari tahun 1938 sampai 1941. Rumah tersebut juga
pernah dihuni Soekarno bersama dengan Fatmawati, yang merupakan istri
ketiganya.
Karena sudah tidak ditinggali
lagi, rumah yang berada di Jalan Soekarno-Hatta ini kemudian dialih fungsi
menjadi sebuah museum. Berbagai koleksi benda bersejarah tersimpan di museum
ini. Seperti pakaian, lemari kayu, sepeda, berbagai buku berbahasa Belanda dan
sebagainya. mengunjungi destinasi wisata
sejarah di Bengkulu sangat cocok untuk mengenang jasa Soekarno dan
menambah pengetahuan sejarah.
Masjid Jamik Bengkulu
Atau Masjid Bung Karno
Saat dibuang di Bengkulu,
Soekarno juga menorehkan kreasinya. Latar belakang pendidikannya sebagai
arsitektur, berhasil menciptakan karya luar biasa pada sebuah masjid. Soekarno
melakukan renovasi masjid yang terletak di persimpangan Jalan Suprapto dan
Jalan Sudirman pada tahun 1983. Tak heran kalau Masjid Jamik Bengkulu itu juga
familiar disebut sebagai Masjid Bung Karno.
Museum Negeri Bengkulu
Daerah Padang Harapan
memiliki museum yang menyimpan berbagai koleksi, seperti rumah adat kayu,
gendang tembaga kuno dan batu pra sejarah. Kain Batik Bengkulu juga tersimpan
di museum ini. Kain ini dikatakan sebagai kain bersurah bermotif perpaduan
motif matahari saat era Majapahit dan kaligrafi Arab.
Mengunjungi museum ini, Anda
juga bisa menemukan tabut, yang merupakan menara dengan ketinggian mencapai 10
meter. Material penyusunnya adalah kertas dan kayu. Pada umumnya, tabut
dimanfaatkan saat arak-arakan, yang melintasi berbagai jalan protokol di Kota Bengkulu.
Sangat berlibur ke wisata sejarah
di Bengkulu ini, bersama buah hati tercinta.
Benteng Marlborough
Benteng Marlborough
Benteng ini menjadi pusat
kedudukan bagi tentara Inggris di tahun 1719. Karena bangunannya sangat luas,
maka mendapatkan predikat sebagai benteng paling luas di Asia. Luasnya mencapai
44.100 meter persegi dengan bentuk segi empat. Lokasinya berada di Jalan
Jenderal Ahmad Yani. Untuk melindungi benteng, bangunan ini dilengkapi dengan
parit buatan yang mengelilinginya.
Anda juga bisa melihat
meriam pertahanan, meriam pengintai di setiap sudut beneng. Bahkan ada juga
meriam penghancur yang sengaja diarahkan ke laut untuk menembak kapal musuh. Anda
bisa menikmati keindahan Pantai Panjang dengan samudra yang luas, kalau berdiri
di sudut ini.
Memasuki gerbang utama, Anda
bisa menemukan 3 peti batu. Peti-peti tersebut adalah makam para mantan
Gubernur Inggris di Indonesia, yaitu Thomas Parr dan juga Charles Murray
sebagai asistennya. Memasuki bekas ruang perwira atau bastion, pengunjung akan
disuguhi info grafis, dokumen, berbagai foto dan diorama yang menceritakan
penjajahan di Bumi Raflesia ini. ada juga 4 nisan bertuliskan bahasa Inggris,
guna mengenang tokoh Kerajaan Inggris dan perwira yang gugur.
Monumen Thomas Parr
Monumen ini berdekatan
dengan Benteng Marlborough. Jaraknya hanya berkisar 100 meter saja. Pemerintah
Inggris membangunnya guna mengenang Thomas Parr selaku Gubernur Inggris di
Bengkulu, yang tewas dan dipenggal kepalanya oleh warga setempat. Kasus pembunuhan itu terjadi pada tahun 1807. Masyarakat sudah tidak bisa lagi sabar dengan
kekejaman yang dilakukan gubernur tersebut.
Luas bangunannya 70 meter
persegi, dengan dilengkapi 3 pintu masuk. Pintunya berada di sisi kanan dan
kiri monumen, serta di bagian depannya. Atapnya menerapkan bentuk kubah dengan
ketinggian bangunan mencapai 13,5 meter. Kuburan Bulek adalah sebutan lain
monumen tersebut, bagi masyarakat Bengkulu.
Bagi rakyat Inggris,
kehadiran monumen tersebut adalah sebagai wujud penghormatan untuk Thomas Parr.
Tetapi bagi rakyat Indonesia terutama rakyat Bengkulu, kehadiran monumen ini
merupakan perlambangan perjuangan rakyat untuk menumpas penjajahan Inggris kala
itu. Destinasi wisata sejarah di
Bengkulu ini akan mengingatkan kembali akan keberanian rakyat Bengkulu.
Monumen Inggris Robert
Hamilton
Tujuan pendirian monumen ini
sebagai penghormatan terhadap Kapten Robert Hamilton. Monumen ini terletak di
kawasan Kecamatan Teluk Segara. Pemerintah Inggris perlu mendirikan monumen
tersebut, karena jasa Robert Hamilton dianggap sangat besar. Dia mampu memimpin pasukan Inggris di Bengkulu dengan
baik. Robert Hamilton akhirnya tewas pada tahun 1793.
Makam Eropa
Pemakaman khusus orang
Inggris juga terdapat di Bengkulu. Tempat itu familiar disebut sebagai Makam
Eropa. Lokasinya berada di sisi belakang bangunan gereja di Jalan Ditra. Tidak
hanya orang Inggris saja yang dimakamkan disitu. Terdapat pula orang yang
berasal dari Belanda.
Umumnya mereka meninggal
karena terjangkit penyakit malaria. Penyakit ini memang pernah menyerang
kawasan Bengkulu pada akhir abad 18 hingga abad 19. Mendatangi keseluruhan
tempat wisata sejarah di Bengkulu tersebut tidak memerlukan banyak waktu, karena lokasinya yang tidak
berjauhan.
Komentar
Posting Komentar