Identitas bangsa
Indonesia tidak terlepas dari bahasa resmi yang digunakannya, yakni Bahasa
Indonesia. Sejarah penting tersimpan di sebuah pulau di kawasan Kepulauan Riau.
Namanya Pulau Penyengat, di sinilah
kelahiran Bahasa Indonesia yang menjadi Bahasa Nasional Indonesia. Pulau ini
bisa ditempuh dari Tanjungpinang sekitar 2 km. Kurang lebih hanya diperlukan
waktu 15 menit saja, dengan mengendarai speed boat.
Pulau Penyengat Belum Masuk Daftar Warisan Dunia
Pada akhir bulan Juni 2015,
Komite Warisan Dunia berkumpul di Bonn, Jerman. Salah satu bahasannya adalah usulan
situs baru yang akan dimasukkan sebagai daftar warisan budaya dunia, yang
jumlahnya mencapai 37 situs. Sebelumnya pulau yang berada di Kepulauan Riau tersebut
sudah pernah diusulkan ketika tahun 1995 silam. Sayangnya di tahun ini, juga
tidak masuk kembali dalam daftar usulan.
Memang tidak diketahui
kejelasan, kenapa pulau bersejarah tersebut tidak lagi masuk daftar penilaian. Apakah
memang tidak diusulkan kembali oleh pemerintah atau ada alasan lainnya. Padahal
negara lainnya di Asia Tenggara, masuk dalam daftar tersebut. Seperti
Singapura, Vietnam dan Thailand. Jadi selama dua dekade ini, harapan untuk masuk
daftar warisan dunia UNESCO seakan sirna. Karena Organisasi Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan dan Kebudayaan PBB tersebut belum mencatatnya secara resmi.
Pulau Penyengat, Tempat Lahir Bahasa Indonesia
Pulau Penyengat meninggalkan sejumlah warisan luar biasa, seperti
Kesultanan Riau-Lingga. Raja Ali Haji adalah salah satu bangsawan dari
kesultanan tersebut yang menulis berbagai buku penting. Karena menjadi acuan
dari Bahasa Melayu di Penyengat. Kitab Tata Bahasa Melayu “Bustanul Katibin”,
merupakan salah satu karyanya di abad ke 19.
Bahasa Melayu kini
berkembang sebagai Bahasa Indonesia. Bahasa Melayu juga sudah menjadi bahasa
resmi di berbagai negara, seperti Brunei Darussalam, Malaysia dan Singapura. Bahkan
sebagian penduduk di Thailand dan Filipina juga memakai Bahasa Melayu.
Sebenarnya fakta tersebut sudah memenuhi persyaratan dan bernilai universal,
yang bisa melengkapi ketentuan daftar warisan dunia.
Keuntungan Pulau Penyengat Sebagai Warisan Dunia
Kalau pula tersebut
ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, maka bisa mendatangkan keuntungan
bagi Indonesia. Karena sebagai penegasan kalau Bahasa Melayu memang lahir di
kawasan Indonesia. Sekarang ini, komunitas internasional lebih mengenal Bahasa
Melayu sebagai Bahasa Malaysia. Mereka juga beranggapan kalau Bahasa Indonesia
masuk dalam golongan Bahasa Melayu. Pemahaman yang keliru ini tentunya harus
diluruskan.
Selain mendapatkan
pengakuan tersebut, Indonesia juga akan memperoleh kucuran dana dari UNESCO.
Setidaknya dalam 2 tahun pertama setelah ditetapkan. Sehingga dana tersebut
dapat digunakan sebagai pemeliharaan. Setelah itu, Komunitas Internasional juga turut memantau pengelolaan
dan pemeliharaan dari situs tersebut. Kalau sudah masuk daftar warisan dunia,
maka situs itu akan memiliki nilai jual tinggi, salah satunya dalam dunia
pariwisata.
Pariwisata Semakin Berkembang Dengan Pengakuan UNESCO
Situs warisan dunia
tersebut akan cepat populer secara internasional. Meskipun baru masuk dalam
daftar penilaian saja, apalagi kalau sudah ditetapkan. Kalau tidak sampai
ditetapkan, setidaknya telah mendapatkan promosi global selama dalam masa
penilaian. Fakta ini membuat banyak negara berlomba mengusulkan
sebanyak-banyaknya situs budaya dan alam yang dimilikinya. Agar bisa masuk
dalam penilaian UNESCO dan ditetapkan sebagai warisan dunia.
Berbagai negara tersebut
selalu serius dalam menggarap potensi pariwisatanya. Memang Pulau Penyengat bukanlah satu-satunya
situs yang layak diusulkan kepada UNESCO. Tetapi kalau bisa masuk warisan
dunia, tentunya menjadikan catatan tersendiri bagi sejarah Bahasa Indonesia.
Termasuk Indonesia semakin dikenal oleh dunia. Keseriusan pemerintah setempat dan
pemerintah pusat juga berperan penting dalam terwujudnya impian tersebut.
Mau yang lebih ????? ayam tarung
BalasHapus