Kenali Kebiasaan Orang Jepang, Agar Wisatawan Cepat Beradaptasi |
Orang Jepang dikenal sangat disiplin. Mereka selalu patuh dengan
peraturan yang ditetapkan, meskipun tanpa pengawasan petugas. Kebiasaan disiplin
ini harus dipahami oleh wisatawan yang akan pelesiran ke Jepang. Supaya lebih
mudah beradaptasi dengan kebiasaan baik ini, apa saja perilaku positif yang
biasa dilakukan orang Jepang?
Patuh Pada Lampu
Penyeberangan
Pada persimpangan jalan raya biasanya terdapat jalur penyeberangan yang
dibuat khusus bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki. Ketika lampu
penyeberangan ini menyala warna hijau, maka mereka baru akan mulai menyeberang.
Meskipun jalan raya terlihat lengang, tapi lampu penyeberangan yang menyala
adalah warna merah, maka tidak akan ada orang yang berani menyeberangi jalan.
Disisi
lain, saat ada orang menyeberang jalan, sedangkan ada mobil yang melaju di
jalanan tersebut, maka mobil akan berhenti sejenak. Guna memberikan kesempatan
pada pejalan kaki untuk menyeberang jalan.
Tidak Menguasai
Eskalator
Ketika menggunakan eskalator atau tangga berjalan di ruang publik, maka
seseorang akan berdiri di salah satu sisinya saja dan mengosongkan sisi
lainnya. Sehingga orang lain yang sedang terburu-buru bisa berlari atau
berjalan menaiki atau menuruni eskalator. Kebiasaan ini bisa saja berbeda di
setiap kota, di Kota Osaka orang akan lebih berdiri di sisi kiri. Sedangkan orang di Kota Kyoto dan Tokyo akan berdiri di sisi kanan tangga eskalator.
Menjunjung Tinggi
Budaya Antre
Saat mengunjungi Negeri Bunga Sakura ini, Anda bisa menjumpai jalur
antrean yang tertib di pintu masuk kereta, jalur penyeberangan jalan sampai
antre di toilet umum. Semua orang akan mengantre dengan rapi dan tertib dan
tidak ada yang berani menyerobot atau memotong antrean. Biasanya di tempat umum,
seperti pemberhentian bus, stasiun kereta dan sebagainya akan menempatkan
ilustrasi tapak kaki sebagai pertanda tempat untuk mengantre.
Memakai Kata “Sumimasen”
Sumimasen sering digunakan untuk mengutarakan rasa terima kasih, permisi
atau permintaan maaf. Pemakaian kata ini sangat formal dan umum. Misalnya Anda
memasuki pintu lift yang hampir tertutup, maka orang di dalam lift akan membantu
menahan pintu. Dalam kondisi ini Anda bisa mengucapkan kata tersebut. Sebagai ucapan
terima kasih sekaligus permohonan maaf.
Disiplin Dalam
Membuang Sampah
Masyarakat Jepang juga sangat disiplin dalam membuang sampah. Tidak hanya
membuang sampah pada tempatnya, tapi juga memasukkan sampah ke dalam tempat
yang tepat. Orang Jepang biasa memilah sampah sesuai kategorinya, seperti sampah
besar, dapat didaur ulang, tidak bisa dibakar dan sampah yang dapat dibakar. Kalau
di sepanjang jalan tidak menemukan tempat sampah sesuai kriteria sampah yang
akan dibuang, maka mereka akan menyimpannya hingga bertemu dengan tempat yang
cocok.
Tidak Bercanda
Berlebihan Saat Di Dalam Kendaraan Umum
Masyarakat Jepang biasanya menggunakan waktu saat berada di kendaraan
umum untuk beristirahat bahkan bisa sampai tertidur. Uniknya kalau sudah sampai
di tempat tujuan, seperti refleks mereka akan terbangun dari tidur. Sehingga tidak
akan terlewati tujuannya.
Sehingga sangat jarang mereka yang mengobrol atau
bercanda secara berlebihan. Menelepon di dalam transportasi umum juga dihindari,
karena dianggap perilaku tidak sopan dan mengganggu orang di sekitarnya.
Masih banyak perilaku positif masyarakat Jepang yang sangat patut ditiru
bagi masyarakat Indonesia. Dengan mengetahui sejumlah perilaku positif di atas,
setidaknya wisatawan yang akan melancong ke Jepang akan lebih cepat untuk
beradaptasi. Mengingat berbagai kebiasaan di atas banyak yang tidak melakukannya
di tanah air.
Klik dulu baru bisa rasakan ayam bangkok
BalasHapus