Berfoto Dengan Bekantan Di Banjarmasin

Berfoto Dengan Bekantan Di Banjarmasin
Pulau Kalimantan banyak dihuni hewan primata bernama bekantan. Salah satu daerahnya adalah Pulau Bakut, Kalimantan Selatan. Karenanya kini ikon Kalsel tidak lagi hanya pasar terapung saja, tapi juga bekantan. Belum lama ini di Banjarmasin dibangun patung bekantan, dengan tinggi 6,5 meter. Pemerintah setempat menghabiskan dana 3,6 milyar rupiah untuk membangun patung tersebut. Jadi sempatkan untuk berfoto dengan ikon baru ini, saat berada di Banjarmasin.


Patung Bekantan, Magnet Wisata Baru Di Banjarmasin

Berfoto Dengan Bekantan Di Banjarmasin
Lokasi patung tersebut berada di tepian Sungai Martapura, yang letaknya di Jalan Kapten Pierre Tendean atau di dekat jembatan Dewi, berseberangan dengan Taher Square. Keberadaannya menjadi pilihan destinasi wisata baru, selain pasang terapung dan Menara Pandang.

Saat ini pembangunannya memang belum sepenuhnya rampung. Tapi nyatanya tempat ini sudah menjadi magnet wisata baru bagi masyarakat lokal. Mereka menghabiskan waktu sambil bersantai atau berfoto-foto di kawasan patung bekantan tersebut. Kawasan patung tersebut selalu saja ramai, dikunjungi banyak orang. Baik saat siang hari hingga dini hari. Aktivitas berfoto bersama patung bekantan memang lebih banyak terlihat.

Patung bekantan itu dibuat dalam posisi duduk, sambil menggaruk tangan dan kepalanya. Sekaligus memegang buah rambai, yang menjadi makanan favoritnya. Setelah rampung semua penggarapan patung ini, air akan keluar dari mulut bekantan. Jadi mirip dengan patung Merlion yang ada di Singapura. Dengan keunikan ini, akan semakin banyak menyedot minat wisatawan.

Melihat Bekantan Di Habitatnya Langsung DI Pulau Bakut

Berfoto Dengan Bekantan Di Banjarmasin
Bekantan memang hewan asli Kalimantan Selatan. Hewan yang termasuk jenis monyet ini, terlihat memiliki bentuk fisik yang khas. Kalau Anda ingin menyaksikan hewan aslinya bisa datang ke Pulau Bakut. Pulau tersebut berada di Kabupaten Baritokuala, Provinsi Kalimantan Selatan.

Letak dari pulau Bukat berada di bawah Jembatan Barito. Jembatan itu merupakan kebanggaan bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Bentuknya berupa hutan, ditumbuhi beragam tanaman liar dan tanahnya becek. Tetapi kawasan ini menjadi tempat bermukim yang nyaman bagi bekantan. Selama ini, Bukat sudah menjadi tujuan wisata yang populer.

Daya tarik dari pulau Bukat adalah kehidupan liar dari bekantan tersebut. Hewan ini merupakan jenis primata, seperti halnya orangutan, lutung, kera, simpanse dan lainnya. Ciri khas dari bekantan adalah hidungnya panjang dengan warna merah. Bulunya berwarna coklat muda atau agak keputihan. Sebenarnya bekantan sudah lama menjadi maskot daerah Kalsel. Namun baru sekarang ini dibangun patungnya.

Agar bekantan tetap lestari, maka hewan ini sangat dilindungi. Sangat dilarang untuk mengganggu habitatnya. Tapi wisatawan tetap bisa melihatnya langsung di habitatnya. Hewan ini senang sekali bergelantungan di atas pepohonan. Aksi-aksinya sangat lucu, seperti saat mencari kutu, bermesraan dengan pasangannya atau kala berbagi atau rebutan makanan.

Saat cuaca cerah, biasanya banyak bekantan yang bermain di bawah pohon. Tapi kalau cuacanya sedang mendung bahkan hujan, biasanya sulit menemukannya. Walaupun ada sedikit yang bermain-main di atas pohon. Agar bisa mudah menyaksikan bekantan lebih banyak, datanglah saat cuaca sedang cerah.

Bertemu Bekantan Sambil Melestarikan Alam

Berfoto Dengan Bekantan Di Banjarmasin
Pulau Bukat merupakan daerah konservasi bagi bekantan. Selain menyaksikan bekantan langsung, bisa melakukan aktivitas lainnya dengan menanam pepohonan, agar alamnya tetap lestari dan membuat fotografi alam liar. Aktivitas tersebut biasanya tidak pernah sepi di setiap harinya. Sehingga pulau tersebut selalu dikunjungi wisatawan.

Saat menyusuri perjalanan ke pulau Bakut, Anda akan menyaksikan alam khas Kalimantan. Kapal-kapal tongkang yang mengangkut batubara akan meramaikan suasana saat sudah dekat di pulau tersebut. Karena Bakut terletak di perairan Sungai Barito. Ukuran kapal tongkang sangat besar.

Penamaan Bakut karena pula ini banyak dihuni ikan bakut. Dulunya memang warga sekitar suka menangkap ikan tersebut. Namun kebiasaan itu tidak lagi terlihat, walau sebenarnya keberadaan ikan bakut masih banyak. Karena tekstur tanah di pulau Bakut sangat becek, maka Anda harus ekstra waspada saat menyusuri pulau.



Komentar